Laporan Cooperatives and their Members, The Opportunities and Benefits of Collective Ownership diterbitkan oleh International Cooperative Entrepreneurship Think Tank (ICETT) pada November 2024 sangat menarik untuk disimak bagi praktisi, aktivitas atau masyarakat umum lainnya. Laporan ini ditulis oleh Gianluca Salvatori dan Chiara Carini dari Euricse. Laporan itu mengangkat isu soal manfaat koperasi bagi anggotanya di tengah persaingan bisnis dengan pelaku usaha lainnya.
Kami akan merangkum laporan tersebut dalam beberapa poin utama: latar belakang, hasil survei ICETT, keunggulan koperasi, tantangan dalam mempertahankan identitas koperasi, serta rekomendasi strategis. Laporan utuhnya tersedia dalam bahasa Inggris dan dapat diunduh di sini ⊕.
Konteks dan Isu
Gerakan koperasi sejak awal kemunculannya memiliki pendekatan unik dalam menciptakan manfaat yang membedakannya dari bentuk usaha lain. Secara historis, koperasi lahir untuk mengatasi ketimpangan akses terhadap layanan atau pasar bagi individu yang secara individu tidak memiliki daya tawar atau terpinggirkan. Contohnya adalah koperasi pertanian di wilayah terpencil atau dengan kepemilikan lahan yang terfragmentasi, di mana petani kecil menghadapi hambatan besar untuk masuk ke pasar. Dengan bekerja sama, petani dapat mengelola investasi, menghadapi risiko tak terduga, menjangkau pasar yang lebih jauh, dan meningkatkan daya tawar mereka dalam transaksi komersial. Koperasi menjadi alat “perjuangan sosial” yang memungkinkan individu dan komunitas untuk mengubah nasib mereka melalui pengembangan mandiri berbasis sumber daya bersama dan tata kelola mandiri.
Contoh lain adalah koperasi konsumen, yang muncul sebagai respons terhadap lemahnya daya tawar pembeli individu, terutama di lokasi terpencil yang jauh dari jaringan perdagangan utama. Koperasi konsumen membentuk kelompok pembeli yang memberikan alternatif terhadap saluran komersial konvensional, terutama di pasar yang tidak sempurna di mana persaingan harga tidak berfungsi optimal. Dalam hal ini, koperasi tidak hanya memberikan manfaat ekonomi, tetapi juga memungkinkan konsumen untuk memilih barang sesuai kebutuhan mereka, bukan hanya berdasarkan kepentingan penjual. Laporan ini menyebutkan koperasi kredit dan koperasi pekerja sebagai contoh lain yang menunjukkan bagaimana koperasi berorientasi pada penciptaan “kapabilitas” sebagaimana didefinisikan oleh Amartya Sen—yaitu kemampuan untuk menciptakan peluang bagi pemenuhan diri dan kesejahteraan pribadi.
Manfaat awal koperasi lebih dari sekadar ekonomi; intinya adalah membebaskan individu dari keterbatasan yang menghambat kapabilitas mereka. Koperasi memberikan akses ke sumber daya yang memungkinkan kehidupan yang lebih bermakna, yang menjadi daya tarik utama bagi para pendukung awalnya. Namun, seiring perubahan kondisi historis dan ekonomi, peran koperasi dalam mengatasi kemiskinan—dalam arti kekurangan kapabilitas—juga berkembang. Di beberapa wilayah, koperasi tetap menjadi alat untuk mengatasi kondisi sulit, sementara di negara-negara dengan perkembangan ekonomi yang lebih maju, fokusnya bergeser dari pemenuhan kebutuhan dasar menuju promosi kohesi sosial dalam komunitas.
Perubahan ini terlihat dalam konteks modern, di mana akses ke barang dan jasa semakin meluas berkat perubahan industri dan persaingan pasar. Misalnya, koperasi konsumen yang dulunya menjadi satu-satunya cara mendapatkan barang berkualitas dengan harga terjangkau kini bersaing dengan rantai ritel yang menawarkan diskon dan insentif lain. Hal ini menunjukkan bahwa keunggulan ekonomi langsung dari koperasi telah berkurang di beberapa konteks, sehingga diperlukan faktor tambahan untuk tetap relevan, seperti memperkuat hubungan dengan komunitas dan memberikan manfaat sosial yang lebih luas.
Hasil Survei
Survei tersebut melibatkan 10 anggota ICETT, termasuk koperasi dari berbagai sektor dan wilayah4, yang mewakili total 64 juta anggota di seluruh dunia. Survei mengkategorikan manfaat koperasi ke dalam empat dimensi: a). Manfaat langsung bagi anggota; b. Manfaat tidak langsung bagi anggota; c). Manfaat bagi komunitas lokal dan masyarakat luas; serta d). Kontribusi terhadap agenda pembangunan nasional, regional, dan internasional.
a. Manfaat Langsung bagi Anggota
Manfaat langsung mencakup keuntungan finansial seperti diskon pada produk atau layanan, pembagian dividen berdasarkan kinerja tahunan (patronage refunds), dan layanan khusus seperti asuransi kesehatan, jiwa, atau kendaraan. Semua koperasi yang disurvei juga menawarkan manfaat non-finansial, seperti akses ke layanan pendukung (misalnya, manajemen ritel, pemasaran) dan jaringan antar-anggota. Contohnya adalah CIC Insurance Group di Kenya, yang memberikan hak tata kelola kepada anggota melalui sistem voting demokratis, serta manfaat finansial seperti tarif preferensial pada produk asuransi dan program Co-op Care untuk layanan medis bersubsidi.
b. Manfaat Tidak Langsung bagi Anggota
Manfaat tidak langsung mencakup perkembangan pribadi, partisipasi dalam tata kelola, dan keterlibatan komunitas. SMART Coop di Belgia, misalnya, mendukung pekerja mandiri dengan layanan administrasi terpusat (penagihan, penggajian), perlindungan risiko, pelatihan, dan peluang kolaborasi antar-anggota. Selama pandemi COVID-19, SMART menunjukkan ketahanan dengan mempertahankan layanan dan gaji meskipun penjualan menurun. Sebanyak 70% responden survei juga menyediakan akses ke sumber daya dan pengetahuan berharga, sementara 20% menawarkan kegiatan yang diinisiasi anggota seperti kuliah atau acara olahraga.
c. Manfaat bagi Komunitas Lokal
Koperasi berperan besar dalam pembangunan sosial-ekonomi komunitas lokal. Midcounties Co-operative di Inggris meluncurkan “Doing Good Together Fund” pada September 2024 untuk mendukung proyek komunitas, seperti kegiatan untuk penderita demensia atau perlengkapan olahraga, dengan dana yang terkumpul dari poin belanja anggota. National Co+op Grocers (NCG) di AS mendukung lebih dari 160 petani dan pemasok lokal per koperasi, memperkuat ekonomi lokal dan rantai pasok yang adil. Semua responden berpartisipasi dalam jaringan lokal dan mengalokasikan sebagian keuntungan untuk proyek komunitas.
d. Kontribusi pada Masyarakat Luas
Di tingkat yang lebih luas, koperasi menjadi pelopor inovasi untuk isu-isu seperti keberlanjutan lingkungan dan inklusi sosial. National Agricultural Cooperative Federation (NACF) di Korea Selatan, misalnya, mendukung petani dan komunitas pedesaan melalui infrastruktur kesejahteraan (pusat komunitas, panti jompo), layanan kesehatan, dan program integrasi untuk keluarga multikultural. NACF juga mempromosikan perdagangan langsung antara petani pedesaan dan konsumen perkotaan melalui inisiatif seperti “Urban-Rural Co-Prosperity Joint Project”. Sebanyak 90% responden mendukung pertumbuhan koperasi baru, memperkuat gerakan koperasi global melalui jaringan seperti ICAO dan NCBA International.
Keunggulan Koperasi: Pemberdayaan dan Kohesi Sosial
Hasil survei menunjukkan bahwa koperasi memiliki keunggulan dalam memberdayakan individu dan memperkuat komunitas. Namun, manfaat yang dirasakan anggota bervariasi sesuai sektor dan konteks. Dalam koperasi konsumen, keunggulan ekonomi berkurang karena persaingan ritel, sehingga fokus bergeser ke manfaat kolektif seperti kohesi sosial. Dalam koperasi kredit, keunggulan tetap pada relational credit yang personal, sementara di koperasi pekerja seperti Mondragon atau SMART, manfaat utama adalah peluang kerja yang juga berdampak pada stabilitas komunitas.
Laporan menekankan tren yang berkembang: prioritas pada manfaat kolektif ketimbang keuntungan individu eksklusif. Ini menjadi pembeda utama koperasi dari perusahaan kapitalis, terutama di tengah upaya perusahaan konvensional untuk mengadopsi strategi serupa melalui tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) atau co-creation dengan konsumen. Faktor pendorongnya meliputi perubahan sikap generasi muda yang lebih menghargai kesejahteraan non-material, menurunnya kohesi sosial akibat sistem pasar ekstrem, dan strategi perusahaan kapitalis yang meniru keterlibatan komunitas.
Namun, laporan memperingatkan dua jebakan: (1) Menganggap manfaat langsung individu sebagai kunci utama keanggotaan, padahal perusahaan lain juga menawarkan insentif serupa (diskon, cashback); dan (2) Mengasumsikan “kepedulian terhadap komunitas” sebagai ciri eksklusif koperasi, padahal perusahaan kapitalis kini juga mengklaim peran sosial melalui CSR atau ESG. Hal ini menuntut koperasi untuk lebih jelas mengkomunikasikan perbedaan mereka.
Tantangan dan Rekomendasi
Koperasi menghadapi tantangan isomorphism—penyerupaan dengan perusahaan lain akibat tekanan pasar atau strategi kompetitif—yang melemahkan kekhasan mereka. Partisipasi anggota yang aktif dan rasa memiliki menjadi kunci untuk mempertahankan identitas koperasi, terutama di koperasi besar. Laporan merekomendasikan dua fokus strategis:
a. Tata Kelola Demokratis
Koperasi harus merevitalisasi tata kelola demokratis, terutama di organisasi besar, dengan alat inovatif (termasuk digital) untuk meningkatkan partisipasi anggota dalam menentukan strategi dan alokasi sumber daya. Ini memberikan kapabilitas baru kepada anggota untuk mengendalikan aspek ekonomi hidup mereka, yang sulit ditiru oleh perusahaan kapitalis.
b. Hubungan dengan Komunitas
Koperasi harus memperkuat hubungan dengan komunitas secara integral, bukan sporadis atau filantropis. Proyek sosial harus dirancang bersama komunitas, melibatkan proses kolaboratif untuk menentukan tujuan dan hasil, serta menjadi sarana kemajuan budaya dan pendidikan. Ini membedakan koperasi dari pendekatan CSR perusahaan kapitalis yang sering bersifat top-down.
Kesimpulan
Laporan tersebut menyimpulkan bahwa koperasi harus beradaptasi dengan konteks modern yang menuntut lebih dari sekadar manfaat material. Dengan tantangan seperti ketimpangan dan menurunnya kohesi sosial, koperasi harus melengkapi manfaat individu dengan manfaat tak berwujud seperti rasa tujuan dan solidaritas. Survei ICETT menunjukkan bahwa tata kelola demokratis dan hubungan komunitas yang autentik adalah manfaat yang paling dihargai, menandakan arah masa depan koperasi dalam memperkuat komunitas dan masyarakat luas. Dengan fokus pada dua hal itu koperasi dapat tetap relevan dan menjadi agen perubahan sosial yang signifikan. []
Disusun oleh: Divisi Manajemen Pengetahuan ICCI. Dimuat ulang dengan perubahan judul dari: https://icci.id/2025/03/02/manfaat-esensial-koperasi-di-tengah-persaingan-bisnis-dan-isomorfisme/
Leave a Reply