,

Digitalisasi, Partisipasi dan Demokrasi pada Koperasi Skala Besar, Laporan Riset

Dalam beberapa dekade terakhir, digitalisasi telah menjadi pendorong utama perubahan di berbagai sektor ekonomi, termasuk koperasi besar. Proses ini semakin dipercepat oleh pandemi COVID-19, yang memaksa banyak organisasi untuk beradaptasi dengan teknologi digital agar tetap relevan dan berdaya saing. Laporan Large Cooperatives: Digitalization, Participation, and Democracy , yang diproduksi oleh Euricse dan ICA, mengungkap bagaimana koperasi besar menghadapi tantangan dan peluang digitalisasi, serta dampaknya terhadap partisipasi anggota dan demokrasi internal.

Digitalisasi, Kebutuhan atau Tantangan?

Digitalisasi bukan sekadar tren, tetapi telah menjadi kebutuhan strategis bagi koperasi besar. Data dari survei yang dilakukan terhadap 27 koperasi besar dari berbagai wilayah dunia menunjukkan bahwa 8 dari 10 koperasi menganggap digitalisasi penting atau sangat penting, terutama dalam hal penjualan barang dan jasa serta pengelolaan hubungan dengan pelanggan dan pemasok. Namun, yang mengejutkan adalah bahwa hanya 70% koperasi yang menilai digitalisasi sebagai aspek kritis dalam hal keamanan sistem TI, sementara hanya 48% yang menganggapnya penting untuk komunikasi dengan anggota.


Kesenjangan ini menunjukkan bahwa meskipun koperasi sadar akan pentingnya teknologi digital dalam operasional bisnis, mereka masih menghadapi tantangan dalam memanfaatkannya untuk meningkatkan keterlibatan anggota dan komunikasi demokratis. Salah satu alasan utama adalah keterbatasan akses terhadap alat digital oleh beberapa kelompok anggota, yang mencerminkan adanya kesenjangan digital dalam sektor koperasi.

Tantangan dan Risiko dalam Digitalisasi Koperasi

Selain manfaatnya, digitalisasi juga membawa sejumlah risiko dan tantangan yang harus dihadapi oleh koperasi besar. Salah satu kekhawatiran utama adalah meningkatnya konsentrasi pasar oleh perusahaan teknologi besar yang dapat mendominasi ekosistem digital, menghambat koperasi dalam bersaing. Selain itu, tantangan lain yang dihadapi meliputi:

1. Kesenjangan Digital. Tidak semua anggota koperasi memiliki akses atau kemampuan yang sama dalam menggunakan teknologi digital. Ini dapat menciptakan ketimpangan dalam partisipasi anggota dalam pengambilan keputusan.

2. Keamanan dan Privasi Data. Peningkatan penggunaan teknologi digital berarti meningkatnya risiko terhadap pelanggaran data dan serangan siber.

3. Kurangnya Interaksi Sosial. Meskipun teknologi digital memfasilitasi komunikasi jarak jauh, ia juga dapat mengurangi keterlibatan sosial dan interaksi nonverbal yang sering kali penting dalam pengambilan keputusan koperasi.

Digitalisasi dan Demokrasi

Salah satu aspek paling menarik dari laporan ini adalah bagaimana koperasi menggunakan teknologi digital untuk meningkatkan partisipasi anggota. Banyak koperasi telah mengadopsi alat digital untuk komunikasi sehari-hari dengan anggotanya, baik melalui email, buletin online, maupun platform diskusi daring.

Namun, digitalisasi partisipasi demokratis masih menghadapi tantangan besar. Sebelum 2018, sebagian besar rapat anggota koperasi dilakukan secara langsung. Selama pandemi, terjadi lonjakan adopsi pertemuan virtual, tetapi dalam banyak kasus, setelah pembatasan dicabut, koperasi mulai kembali ke format pertemuan fisik atau hibrida. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun digitalisasi menawarkan kemudahan akses, ia juga memiliki keterbatasan, seperti kurangnya interaksi informal dan hambatan bagi anggota yang tidak terbiasa dengan teknologi.

Terlepas dari tantangan ini, koperasi tetap berupaya menggunakan teknologi digital untuk melibatkan anggota secara lebih efektif. Lebih dari separuh koperasi dalam survei melaporkan bahwa mereka menggunakan alat digital untuk mengumpulkan opini anggota, menyelenggarakan survei, serta mengorganisir kelompok diskusi. Ini mencerminkan bahwa koperasi besar melihat digitalisasi sebagai alat yang mendukung, tetapi bukan menggantikan, partisipasi anggota secara fisik.

Studi Kasus: Digitalisasi Koperasi di Brasil dan Italia

Dalam laporan ini, terdapat dua studi kasus menarik tentang bagaimana koperasi di Brasil dan Italia mengadopsi teknologi digital untuk memperkuat operasional mereka.

Brasil: Membangun Ekosistem Digital Koperasi

Di Brasil, digitalisasi koperasi mengalami percepatan pesat akibat pandemi. Organisasi Koperasi Brasil (OCB) memainkan peran kunci dalam mendorong digitalisasi dengan meluncurkan Negócios Coop, sebuah platform e-commerce koperasi yang kini memiliki lebih dari 600 koperasi terdaftar dan 500 produk yang diperdagangkan.


Platform ini berfungsi sebagai pasar digital yang memungkinkan koperasi saling berinteraksi dan bertransaksi dengan lebih mudah, menghilangkan hambatan yang sering kali menghambat kerja sama antar koperasi. Langkah ini menunjukkan bagaimana digitalisasi tidak hanya memperkuat aspek bisnis, tetapi juga mendorong interkoperasi yang lebih luas di antara koperasi.

Italia: Transformasi Digital dengan Dukungan Pemerintah dan Teknologi

Italia juga mengalami perubahan signifikan dalam digitalisasi koperasi. Menurut survei yang dilakukan oleh Legacoop, 98% koperasi di Italia kini memiliki koneksi internet, 78% memiliki situs web, dan lebih dari 90% telah melakukan interaksi daring dengan lembaga publik. Lebih lanjut, 76% koperasi meningkatkan penggunaan pertemuan virtual selama pandemi, sementara 22% memulai atau memperluas bisnis e-commerce mereka.


Pemerintah Italia, melalui inisiatif seperti proyek Digital Cooperation yang didukung oleh Google.org, juga turut membantu koperasi dalam transisi digital. Program ini bertujuan untuk membantu 500 koperasi mengadopsi teknologi digital dan memastikan bahwa mereka dapat bersaing di era digital tanpa kehilangan nilai-nilai demokrasi koperasi.

Perspektif Koperasi TI dan Open Source

Salah satu aspek menarik dalam laporan ini adalah bagaimana koperasi di sektor teknologi informasi (TI) berkontribusi terhadap digitalisasi koperasi dengan menekankan penggunaan perangkat lunak sumber terbuka (open source). Misalnya, FACTTIC di Argentina merupakan federasi koperasi teknologi yang berfokus pada pengembangan solusi berbasis open source.

Perangkat lunak sumber terbuka tidak hanya memungkinkan koperasi menghemat biaya lisensi, tetapi juga mendukung kolaborasi dan pengembangan bersama yang lebih demokratis. Dengan menggunakan model ini, koperasi dapat mengembangkan teknologi yang selaras dengan nilai-nilai koperasi, seperti transparansi, akses terbuka, dan partisipasi anggota dalam pengambilan keputusan.

Masa Depan Digitalisasi dalam Koperasi

Laporan ini menyimpulkan bahwa digitalisasi tidak akan secara radikal mengubah cara koperasi beroperasi, tetapi lebih sebagai alat pendukung yang dapat memperkuat aspek demokrasi dan keberlanjutan koperasi. Digitalisasi memberikan banyak keuntungan, tetapi tidak dapat sepenuhnya menggantikan interaksi fisik dalam koperasi.


Untuk masa depan, koperasi perlu: 1). Mengatasi kesenjangan digital dengan memastikan semua anggota memiliki akses dan kemampuan dalam menggunakan teknologi; 2). Meningkatkan keamanan data untuk menghindari risiko kebocoran informasi dan ancaman siber; dan 3). Menyeimbangkan digitalisasi dengan keterlibatan fisik agar anggota tetap merasa memiliki peran aktif dalam pengambilan keputusan.

Dengan pendekatan yang tepat, koperasi besar dapat memanfaatkan digitalisasi untuk memperkuat nilai-nilai demokrasi, meningkatkan efisiensi, dan memastikan keberlanjutan bisnis mereka di era ekonomi digital yang semakin kompleks. []



Disusun oleh: Divisi Manajemen Pengetahuan ICCI. Peringkasan dibantu dengan AI dengan akurasi 95% dan ditinjau kembali oleh tim.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *